C. Soo

Title                       : C. SOO

Main Cast            : Bae Suzy as Choi Sooji/Suzy as Bae Soo Eun, Choi Minho

Other Cast          : Kim Myungsoo, Jung Soojung, Park Jiyeon, Oh Sehun

Genre                   : Sad, Romance, friendship

Length                  : Oneshoot

******************************************************

@Bandara Incheon

Seorang yeoja kecil berusia 2 tahun tertawa bersama oppanya yang berusia 5 tahun. Sambil menunggu sang appa di ruang tunggu keduanya bersama seorang yeoja paruh baya saling bercanda bersama.

“Soojiah, oppa akan mengajakmu berkeliling nantinya di tempat tinggal kita yang baru”. Kata sang oppa. Yeoja yang dipanggil sooji hanya mengangguk semangat mengiyakan perkataan sang oppa. “Di sana kita akan mempunyai teman baru, keutchi eomma?” lanjutnya

“georom chagiya, kalian akan mempunyai banyak teman di sana Minho-ah”.

“Jhoa eomma”.

“baguslah. Eomma sangat senang mendengarnya”

“Sooji ddo eomma”

“Nado eomma”. Tambah Minho. “Chagiya,oppa takkan melupakanmu jika nantinya oppa menemukan banyak temannya”

“Jeongmal oppa?”

“Tentu saja, kau tak percaya pada oppa?”

“Ani aku percaya pada oppa”.

“Cah, Soo-ah, Minho-ah pakai ini”. Kata Nyonya Choi sambil mencoba memakaikan dua buah liontin kepada kedua anaknya

“eomma,ige mwoya?” Tanya Sooji kecil

“Ah, itu adalah liontin untuk kalian. Di dalamnya sudah tertulis nama kalian masing-masing”

“Woah yeppuda,oppa nan joha”.

“Ne, gumawo eomma”

“Nado gumawo uri aedul. Sekarang kau temani dongsaengmu sambil menunggu appa. Eomma ke toilet dulu. Jangan kemana-mana dan jaga adikmu. Arraso?”

“ne Eomma”. Minho mengangguk semangat sambil menatap liontin yang terpasang di lehernya dan leher adiknya. Sooji adalah sosok dongsaeng yang sangat dicintainya.

Kliingg……

“Owwh, mainanku” lirih Sooji saat bola kecil yang ditangannya jatuh ke lantai.

“Eoddi?”

“Molla oppa”.

“Tunggulah di sini. Oppa akan mencarikannya untukmu. Arraso?”

“Ne oppa”. Minho terus berusaha mencari bola karet Sooji. Hingga 10 menit berlalu tanpa di sadarinya.,

“Minho-ah?”Panggil Tn Choi. Minho menoleh ke sumber suara dan langsung berlari ke arah appanya. “Kkaja kita berangkat. Eomma sudah menunggu kita”

“huh, Mianhae Soojiah”. Lirih Minho sambil berjalan mengikuti Tn Choi menyusul istrinya yang sudah berjalan lebih dahulu menuju pesawat yang akan membawa mereka ke china.

“Appa, kenapa kita tak bersama eomma dan Sooji?” Tanya Minho saat mereka sudah berada di dalam pesawat.

“Eommamu dan Suzy duduk di bangku paling depan. Seharusnya Sooji bersama appa. Tapi tak apalah dia bersama eommamu. Nikmati perjalanan pertamamu ini”

“ne appa, Suzy pasti sangat menyukainya. Dia selalu ingin bisa terbang”

“Ne, itulah dongsaengmu”. Kata Tn Choi sambil mengusap lembut kepala putra sulungnya.

Di tempat yang berbeda, Sooji atau biasa dipanggil Suzy terus menangis menyebut nama oppanya saat Minho tak kunjung kembali.

“Hiks…hiks…hiks…. Oppa,hiks..”. Seorang yeoja berparas cantik tak tega memperhatikan Suzy terus menerus menangis. Ia berjalan mendekati Suzy dan membungkuk di depan Suzy.

“Ada apa chagiya?:” tanyanya lembut.

“Eomma?” panggil Suzy

“Nde? Eomma?” Tanya Sang yeoja.

“Agassi, putri anda sedari tadi terus menangis. Harusnya anda membawanya ketika ingin pergi walaupun hanya sebentar saja”. Eun hye,yeoja itu hanya memandang wanita paruh baya di depannya dengan tampang bingung.

“Hiks…hiks.. eomma?” tangis Suzy.

Solma ahjumma tadi mengira dia putriku? Tapi kasihan juga yeoja ini jika aku meninggalkannya sendiri”.batin Eun Hye

“Chagiya, mianhae jika eomma meninggalkanmu terlalu lama. Kkaja kita pulang”. Suzy langsung menghapus airmatanya dan mengangguk dengan semangat.

“Eomma, oppa eoddi?”

“oppa?”

“Georom. Minho oppa”

“Nde?” Eun Hye menatap sendu Suzy

“Oppa tak bias ikut bersama kita chagiya”

“Waeyo? Oppa berjanji akan selalu bersamaku eomma”.

“Ne, tapi bukan sekarang waktunya. Kkaja kita memesan tiket untukmu. Sebentar lagi kita akan terbang tinggi ke udara”

“jeongmal? Assa”. Suzy yang polos terlihat begitu bahagia sehingga membuat Eun Hye semakin tak tega meninggalkannya dan bertekad untuk membawa Suzy tinggal bersamanya di Gwangju. Setelah semuanya beres, Eun Hye dan Suzy kini menunggu jadwal keberangkatan mereka yang hanya tinggal beberapa menit lagi. Dipangkuannya ia melihat liontin yang dipakai Suzy. Ia Membalik liontin tersebut dan tertulis C. SOO .

“c Soo? Apa ini namamu gadis kecil?” gumamnya pelan. “Soo?” pikirnya. “Soo eun. Yah mulai sekarang kau adalah Soo Eun. Bae Soo Eun putri kecilku”. Ungkapnya dengan senyum tulus.

“Soo-ah?”

“Ne eomma?” Suzy yang terbiasa dipanggil Soo oleh keluarganya langsung memberi respon ketika dipanggil Soo oleh Eun hye.

“Kau adalah putriku,arraso?”

“Georom eomma”. Jawabnya ceria.

Eomma, apakah yeoja kecil ini adalah malaikat yang kau kirim untuk menemani kesendirianku?” batin Eun Hye. Yeoja cantik yang berusia 25 tahun itu. Ia kini bekerja sebagai seorang dokter muda di salah satu rumah sakit yang berada di Gwangju.

***********************************************************

Setelah memakan waktu kurang lebih 6 jam, tibalah pesawat yang ditumpangi keluarga Choi di China. Ny Choi langsung menghampiri suaminya karena ia ingin melihat keadaan kedua buah hatinya terlebih Suzy.

“Yeobo, uri suzy eoddi?” Tanya Tn. Choi saat melihat istrinya tak bersama Suzy

“Nde? Suzy? Bukankah dia bersama kalian?”

“Ani, sejak di pesawat dia tak bersama kami. Yeobo, solma neo..?”

“untuk apa aku membohongimu Choi hyun bin”. Kata Ny Choi dengan penuh amarah,cemas serta takut.

“Eomma, Soo tak bersama kami sedari tadi”. Lirih Minho yang terlihat masih lelah.

“Andwe,putriku. Kita harus segera kembali ke korea”.

“Arraso, kalian tunggulah di sini dengan tenang. Aku akan langsung memesan tiket untuk kita”

“ne”. Ny. Choi memeluk Minho penuh ketakutan

“Minho-ah eottohke? Uri Suzy, apa dia baik-baik saja?”

“Eomma apa yang terjadi?” Tanya Minho sambil mendongakkan kepalanya dan menatap Ny Choi dengan wajah bingung

“Kita kehilangan adikmu saat di bandara. Eomma dia bersama kalian di pesawat”

“Mwo? Jadi aku tak mempunyai dongsaeng eomma? Hiks..hiks.. uri dongsaeng? Ini salahku eomma”. Tangis Minho

“Ani Chagiya,ini salah kami yang tidak menjaga kalian dengan baik. Uljima”. Lirih Ny Choi sambil berusaha menahan tangisnya.

“Eomma,aku oppa yang buruk”

Nado, eomma adalah eomma yang buruk”.batin Ny. Choi. “JAngan saling menyalahkan lagi chagiya, kita berdo’a saja semoga semuanya baik-baik saja”

“Yeobo?”Lirih Tn. Choi.

“Bagaimana? Apa kau sudah mendapatkan tiketnya?”

“Ne”

“Omo, syukurlah”

“Geunde…”

“Geunde mwo?”

“semua penerbangan dicancel hingga lusa karena badai sedang melanda di luar sana. Aku berusaha menghubungi pusat bandara Incheon untuk menanyai perihal putri kita tapi belum bisa tersambung”. Ny Choi langsung terduduk lemah dan menangis tanpa suara. Minho yang melihat keadaan orang tuanya begitu terpukul ikut menangis dalam pelukan eommanya.

“hiks…hiks… eottohke?”

Setelah cuaca kembali membaik tn Choi kembali menghubungi pihak bandara mungkin saja mereka mengetahui berita kehilangan seorang yeoja kecil berusia 2 tahun. Namun dari pihak bandara mengkonfirmasi bahwa sejak beberapa hari yang lalu tidak ada berita kehilangan atau menemukan yeoja kecil seorang diri di bandara. Hal ini membuat mereka sangat terpukul. Hari-hari yang dilalui dengan canda dan tawa kini hanya diselimuti luka yang teramat dalam.

********

@Gwangju

Suzy yang masih polos terlihat begitu bahagia menikmati mainannya bersama Eun hye. Meski sibuk di rumah sakit, Eun Hye selalu berusaha membawa Suzy bersamanya kurang lebih 2 bulan terakhir sejak ia membawa Suzy tinggal bersamanya.

“Eomma, jika besar nanti aku ingin menjadi seperti eomma”

“Jinjayo? Kalau begitu kau harus belajar yang giat dan menjadi anak yang baik. Jangan suka membantah, sombong dan kasar kepada siapapun”

“Sekalipun mereka memukulku?”

“Ne? Cukup kau nasihati dengan baik”

“Arraso eomma”

“Soo-ah, apa kau mengingat hari ulang tahunmu?”

“Ulang tahun? Apa meniup lilin dan mendapat kado eomma?”

“ne, apa kau mengingatnya kapan?”

“Molla eomma, hanya saja oppa hanya menulis seperti ini jika hari ulang tahunku tiba”. Jawab Suzy sambil menulis angka 101094 di atas buku gambarnya. “oppa selalu mengatakan ini semacam kode untuk aku meniup lilin dan mendapat kado eomma”. Eun Hye menyinggungkan senyum bahagia

“Soo-ah,itu berarti sebentar lagi eomma akan menyediakan lilin beserta kue tart dan hadiah yang banyak untukmu”

“Jeongmal?”

“Ne, jadi katakan pada eomma apa yang kau inginkan maka eomma akan memberikannya untukmu”

“Aku ingin apapun asalkan eomma yang memberikannya”

“Aigoo uri Soo sudah mulai dewas eoh?”

“hehehe georom eomma”

“Baiklah, Lusa kita akan berkeliling bersama dan bermain dengan puas di taman bermain, arraso?”

“kenapa harus lusa eomma?”

“karena lusa ulang tahunmu yang ketiga chagiya”

“Jinjayo? Eomma. Berarti lusa aku akan memakai baju yang indah dengan crown dan sepatu yang cantik?”

“Apapun maumu”.

“Assa, eomma jjang”. Eun Hye terkekeh kecil dengan senyum bahagia yang ditunjukkan Suzy padanya.

“uri Bae Soo Eun akan semakin besar nantinya, aigoo”.

“Joha, dengan begitu aku akan selalu berada di samping eomma untuk membantu eomma bekerja di rumah sakit. Nan henbokha eomma”.

“Nado Soo-ah”.

**************

Tidak terasa 15 tahun berlalu. Suzy kini bersekolah di Seoul High School dan menetap di seoul hampir setahun setelah kepergian Eun Hye beserta suami dan anaknya. Ia tinggal di sebuah apartemen yang diberikan Eun Hye untuknya sebelum pindah ke jepang bersama keluarga kecilnya. sebagai persiapan kuliah Suzy. Di sekolahnya Suzy merupakan siswi yang tertutup dan penyendiri. Ia tak begitu tertarik mencari teman karena impiannya adalah bisa belajar dan focus pada sekolahnya untuk bisa dengan mudah masuk ke perguruan yang nantinya bisa dengan mudah menerimanya. Suzy selalu tak menanggapi ledekan teman-teman sekelasnya yang mengatakannya yatim piatu. Terlebih Soojung dan Jiyeon. Keduanya meruapakan siswi yang berada di kelas yang sama dengan Suzy,namun mereka begitu tak senang dengan keberadaan Suzy. Terlebih pada kecantikan dan kepintaran Suzy

Ketika jam istrahat tiba, Suzy dengan seorang diri tanpa kawan berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang mulai kelaparan.

“Soojung-ah, selera makanku hilang karena anak yatim itu”. Sinis Jiyeon

“Jinjayo? Apa dia di sini?” Tanya Soojung sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin. Deg. Jantung Minho berdegub kencang saat melihat sosok Suzy. Meski sudah hamper 6 bulan menjadi siswa di Seoul High School namun baru kali ini Minho melihat sosok Suzy. Soojung menatap tak senang pada kekasihnya Minho yang sedari tadi terus menatap kea rah Suzy.

“Menarik”. Gumam Myungsoo pelan. Jiyeon menoleh cepat kea rah Myungsoo, namja yang sudah 3 Tahun dicintainya itu saat Myungsoo mengagumi sososk Suzy.

Oppa, Bisakah kau melihat ke arahku? Jika aku tak bisa mendapatkanmu maka jangan harap ada yeoja lain yang bisa bermimpi menjadi milikmu termasuk yeoja yatim itu”batin Jiyeon dengan mengepalkan kedua tangannya.

“Oppa, kenapa ka uterus memandanginya?”lirih Soojung. Minho menoleh ke Soojung dengan perasaan bersalah. “Aku tak suka Oppa menatap yeoja yatim itu dengan tatapan seperti itu”

“Mianhae, aku sedang sedih saja”

“Waeyo?’

“Liontin yang selama ini kujaga menghilang entah kemana. Aku sudah berjanji akan menjaganya agar suatu saat…”

“Apa bukan karena yeoja yatim itu?” potong Soojung

“Yeoja yatim?” Tanya Myungsoo.

“Ne, dia Soo. Nama yang aneh. Dia hanya memperkenalkan dirinya dengan panggilan Soo, cih menggelikan”. Jawab Jiyeon

Soo? Andaikan kau adalah uri Soo. Bogoshippo chagiya” batin Minho.

“Bae Soo Eun, meski begitu dia tetap terlihat manis dengan siapapun”. Gumam Soojung pelan namun masih bisa di dengar Minho.

“Mereka bukan orang yang sama”. Gumam Minho

“Nugu?” Tanya Soojung

“Ani, lanjutkan makan kalian. Aku harus ke toilet sekarang”.

“Arraso, cepatlah kembali”. Seru Myungsoo

Sepanjang koridor jantung Minho terus berdetak tak seperti biasa ketika ia melihat Suzy berjalan di depannya.

Minho POV

Ada apa denganku? Yeoja itu. Kenapa dia selalu membuatku tak merasa nyaman. Ini sungguh aneh. Bagaimana bisa aku seperti ini terhadap yeoja yang baru beberapa menit aku mengetahui keberadaannya di sekolah. Tak mungkin aku menyukainya. Aku mencintai Soojung dan mencintai Soo,uri dongsaeng yang sudah lama menghilang. Aku memutuskan untuk berhenti mengikuti Soo Eun dan kembali ke kantin menemui Kekasih dan sahabatku.

Setibanya di sana, aku memerhatikan raut wajah Soojung yang masih terlihat sedih saat menatapku. Dia adalah gadis yang sangat manja dan kehadirannya merupakan obat untukku sebagai pengganti sosok Suzy. Perihal kehilangan liontin aku benar-benar berkata jujur padanya dan itu membuatku kalut. Benda itu merupakan kenangan terakhir yang ku dapatkan bersama Suzy.

“Waeyo?”tanyaku padanya

“Aku takut oppa meninggalkanku saat ada yeoja yang lebih baik dariku” akunya. Aku membelai lembut kepalanya dan menatapnya lembut.

“Jika kau mencintaiku,maka percayalah padaku karena akupun melakukan hal yang sama Soojung-ah”

“Mian oppa, aku hanya terlalu takut jika memikirkannya”

“Untuk itu tak usah kau pikirkan lagi”

Author POV

“Yagsok oppa”

“BAguslah”

“Yak, Bisakah kalian tidak mengumbar cinta di depanku eoh?” dumel Jiyeon

“Kau bisa melakukannya dengan Myungsoo”. Raut wajah Jiyeon langsung berubah murung mendengar penuturan Minho. Soojung menatap sendu sahabatnya dan menoleh kea rah Minho dengan wajah cemberutnya, seakan mengerti dengan maksud tatapan Soojung, Minho langsung mengalihkan pembicaraan mereka dengan obrolan-obrolan lainnya.

*********************************************************

Suzy terlihat begitu sibuk dengan buku yang dibacanya sehingga tak menyadari kehadiran Myungsoo yang kini sudah duduk berhadapan dengannya di perpustakaan.

“Apakah buku itu lebih menarik daripada keadaan di sekitarmu?” Tanya Myungsoo

“Sunbaenim?”

“Ne, waeyo. Kau terlihat begitu serius dengan bukumu sehingga mengabaikan keberadaan orang—orang di sekitarmu”

“Jwesohamnida Sunbaenim, aku hanya berfikir jika di tempat ini mungkin kebanyakan orang akan merasa tak senang jika kosentrasinya terganggu sehingga ia tak begitu peduli dengan keadaan di sekitar”

“termasuk dirimu?”

“Ne termasuk diriku”

“Jadi kau tak senang dengan keberadaanku karena sudah menganggu ketenangan membacamu?”

“Jika aku boleh jujur, Ne. aku sangat merasa terganggu”

“Seharusnya kau tak perlu menjawab dengan jujur jika itu menyinggung perasaanku”

“Aku hanya menjawab pertanyaanmu sunbaenim”

“Apakah harus dijawab jika itu menyakitkan untuk di dengar?”

“Apa gunanya menyenangkan hati dengan sebuah omong kosong?” Myungsoo menyunggingkan senyum karena mendapat respon yang begitu jujur dari Suzy namun sulit dibantahnya.

“Aku tak pernah salah, kau yeoja yang menarik”.

“ne, Jika itu masih cocok dengan hatimu sunbaenim”

“Mungkin saja, baiklah. Silahkan lanjutkan bacaanmu. Mian sudah mengganggumu. Nan Kim Myungsoo”

“Arra sunbaenim”

“Arra? Kau mengenalku?” Tanya Myungsoo dengan antusias

“Ani, aku baru saja membacanya dari name tagmu”

“Aish,lagi-lagi kau membuatku besar kepala dalam hayalan sesaat”

“nde?”

“Lupakan Saja, bangabta Soo Eun-ah. Annyeong”. Myungsoo melambaikan tanganya pada Suzy sebelum meninggalkan perpustakaan.

“Apakah ada yang salah dengannya? Ataukah denganku?” pikir Suzy. “hmm Molla”. Dari balik rak buku. Jiyeon hanya bisa tersenyum kecut melihat usaha Myungsoo untuk mendekati Suzy. Padahal dari yang ia ketahui, Myungsoo adalah namja yang sedikit acuh dengan sosok yeoja.

“Jebal, jangan mengambilnya Soo Eun-ssi”lirihnya kemudian melangkah keluar dari perpustakaan.

Suzy POV

Setahun sudah pikiranku sedikit kacau. Eomma tiba-tiba menceritakan siapa sebenarnya diriku. Aku adalah yeoja yang dirawatnya sejak 15 tahun silam. Aku kehilangan anggota keluargaku saat di Bandara. Eomma berharap dengan kepindahanku ke Seoul dan menunut ilmu di sini,aku bisa bertemu kembali dengan mereka melalui liontin ini. Liontin yang tak pernah ku lepas dari leherku. Kata eomma aku dulu selalu menyebutka nama Minho oppa. Hanya itu yang ku ingat geunde aku sudah lupa bagaimana raut wajahnya. Tentu saja dulu dan sekarang akan jauh berbeda. Mencari nama Minhopun tak mudah. Sekolahku saja terdapat beberapa orang dengan nama Minho. Kwon Minho, Kim Minho, Lee Minho, Choi Minho,Park Minho bahkan Baek Minho. Jika sudah seperti begini apalagi yang harus aku harapkan. Tidak mungkin juga aku mencari Minho yang mengenakan liontin yang sama denganku. Di zaman seperti ini mana mungkin ada namja yang mengenakan liontin kekanak-kanakkan seperti milikku dan Minho oppa. Bahkan model seperti ini sudah sangat banyak. Sulli dan Lena saja memilikinya. Aku lelah dan putus asa. Eomma, appa, rara eottohke?.

Bel masuk baru saja berbunyi. Aku langsung membereskan buku yang ku baca kemudian menuju kelas. Seperti biasa, di depan pintu kelas Soojung dan Jiyeon sudah menyambutku dengan tatapan mematikan mereka.

“Cih, kau merusak citra sekolah dengan statusmu yang tak jelas Soo Eun-ssi. Apa kau tak malu sekolah di tempat yang tak pantas untukmu?” Tanya Jiyeon. Aku yang sudah terbiasa dengannya tak memberikan respon selain meninggalkan mereka dan berjalan menuju tempat dudukku. “Lihatlah, kau bahkan tak memiliki etika disaat orang lain sedang mengajakmu bicara”. Teriaknya.

“Soo Eun-sii apa orang tuamu tidak pernah mengajari sopan santun kepada orang lain?” sinis Soojung. Aku menutup kedua mataku dan menarik nafas untuk menahan amarahku. Ku buka mataku dan membalas cemoohan mereka dengan senyum dari wajahku. “Berhenti menunjukkan senyum palsumu”. Desisnya.

“Duduklah, Kang saem sudah berdiri di belakang kalian”. Jawabku seadanya. Mereka menatapku malas kemudian berjalan menuju kursi mereka. Dari kejauahan aku bisa melihat tatapan tidak suka yang mereka tunjukkan untukku. Kenapa mereka begitu membenciku?

Eomma,appa, rara-ya.? Bisakah kalian kembali untuk menjemputku?”batinku. Jika sudah begini aku hanya bisa menundukkan kepala dan memainkan jari jemariku.

Minho POV

Entah kenapa aku menjadi begitu gelisah ketika memikirkan Soo Eun. Alasan itulah yang membawaku berdiri di depan kelas Soojung. Dari balik jendela aku melihat Soo Eun sedang menundukkan kepalanya dan memainkan jari jemarinya dengan wajah murung. Yaa Tuhan kenapa yeoja itu begitu mirip dengan Soo?. Tatapan matanya,ekspressinya,mereka begitu mirip. Soo-ah, bogoshippo?. Sepertinya ada yang sedang ia pikirkan. Yang ku dengar, dia tak memiliki seorang teman bahkan di kelasnya sendiri mereka selalu membullynya. Apa itu yang membuatnya terlihat begitu menyedihkan saat ini?

Author POV

Tanpa Minho sadaritadi Soojung terus memperhatikan yang begitu intens memerhatikan Soo Eun. Ia meremas kuat ujung roknya dengan mata berkaca-kaca.

“Kali ini apalagi alasanmu oppa?” lirihnya sepelan mungkin hingga Jiyeon tak mendengarnya. “Demi apapun,aku takan melepasmu demi yeoja itu oppa”. Lanjutnya.

Kim Sonsaengnim yang berhalangan masuk pada jam berikutnya di kelas Suzy membuat seisi kelas berhambur keluar kelas. Ada yang ke perpustakaan,ruang olahraga,kantin dan sebagiannya memilih tetap berada di dalam kelas. Suzy yang sedari tadi melewati sarapannya memutuskan untuk membeli roti dan sekotak Susu sebelum kembali ke kelas. Mungkin dengan berada di dalam kelas, ia akan lebih merasa tenang karena kebanyakan dari mereka yang sudah meninggalkan kelas.

Myungsoo dan Minho sama-sama menyunggingkan senyum mereka saat melihat Suzy menuju ke kantin. Soojung dan Jiyeon menatap tak suka pada namja di samping mereka yang malah memusatkan perhatianya pada Soo Eun atau Suzy.

“Ikut aku Jiyeon-ah” ajak Soojung sambil menarik pergelangan tangan JIyeon. “Kali ini aku tak bisa menahan diri lagi”.

“Nado. Anak itu benar-benar menjadi ancaman untukku”. Tambah Jiyeon.

Brukk..

“ahh appo”. Lirih Suzy saat dengan sengajanya Soojung menyenggolnya hingga menyebabkan ia terjungkal kebelakang.

“Neo!!!” geram Jiyeon ketika Juz yang dipegang salah seorang siswi menumpahi seragamnya saat Suzy terpental. Bukan saja itu. Bahkan makanan yang sebelumnya ada di tangan Suzy ikut berhambur di atas lantai. “Cepat kau pungut makanan itu pabbo”. Bentak Jiyeon.

“JIyeon-si bukankah Soojung yang melakukannya? Kenapa kau memarahiku”. Suzy berusaha membela dirinya.

“Mwo?Naega?.jangan membantah. Anak yatim sepertimu pantas melakukannya. Atau kau lebih senang dikeluarkan dari sekolah ini hah?” bentak Soojung

Eomma, jika bukan untuk mencari keluargaku mungkin mereka takkan mengatakanku yatim piatu karena keberadaan kalian”. Batin Suzy.

“Ada apa ini?” Tanya Minho dan Myungsoo

“Oppa, Yeoja sialan itu sudah mengotori seragamku dan dia malah menuduh Soojung yang melakukannya”. Adu Jiyeon pada Myungsoo

“Majayo oppa, padahal dia yang melakukannya”. Tambah Soojung

“Naega aniya”. Lirih Suzy.

“Neo, tinggalkan kantin ini sekarang. Kehadiranmu selalu saja membuat masalah”. Kata Minho dengan suara meninggi. Suzy menahan airmatanya dan berjalan cepat meninggalkan kantin. Ia memungut roti dan susu kotak yang belum dimakannya. Sangat disayangkan jika makanan itu di buang disaat perutnya sangat keroncongan. Maghnya bisa kambuh jika ia terlambat.

“Oppa,kau tak membelanya?” Tanya Soojung. Ia yang awalnya sempat ragu dengan kekasihnya kini sirna begitu saja.

“Tentu saja, kau kekasihku. Sementara dia orang asing untukku”.

“Gumawo oppa”. Kata Soojung dan langsung memeluk Minho erat. Minho membalas pelukan Soojung dan mengusap lembut punggung yeojanya.

“Tapi kasihan juga padanya. Kau sudah membentaknya dengan kasar”. Gumam Myungsoo

“Oppa, dia pantas mendapatkanya”. Keluh Jiyeon.

“daripada mengeluh, sebaiknya kau bersihkan seragammu itu”.

“Cih semua ini gara-gara yeoja yatim itu. Soojung-ah kkaja temani aku ke toilet”. Soojung melepas pelukannya dan mengangguk semangat pada Jiyeon.

Setelah mengganti seragamnnya, Jiyeon dan Soojung langsung bergegas menuju kelas dan berniat untuk kembali menemui Suzy agar yeoja itu berhenti menampakkan wujudnya di sekitar kantin.

“Bae Soo Eun berapa kali harus kukatakan padamu untuk tidak menampakkan wajahmu ke kantin”.

“Aku hanya ingin membeli ini dan berniat kembali ke kelas”. Jawab Suzy sambil menunjukkan Roti dan susu dan baru ingin di makannya kepada JIyeon.

“Kau pikir aku percaya dengan mulut besarmu itu?. Jangan menjadi penghalang di jalanku dan berusaha menjadi perusak hubungan Soojung dan kekasihnya”.

“Aku tak mengenal mereka jadi untuk apa aku melakukannya?”

“Geotjimal nappeun,aku bosan mendengar pembelaan omong kosongmu itu”.

“Apa yang membuat kekasihku begitu tertarik meli…”. Perkataan Soojung terpotong ketika melihat liontin di leher Suzy. Ia melepas dengan paksa liontin tersebut. “BAgaimana bisa benda ini ada padamu? Apa kau yang mencurinya untuk mencari perhatian dari kekasihku?”

“Soojung-si andwe, kembalikan liontin itu”.

“Kembalikan? Setelah kau mencurinya sekarang kau memintaku mengembalikannya kepadamu? Neo jinja”.

“Omo,jadi kau yang mencurinya. Kau tahu gara-gara kehilangan benda ini dia sempat mengacuhkan Soojung dan semua itu karena ulahmu”.

“Jiyeon-si nan..”

“JAngan sebut namaku dengan mulut busukmu itu”. Tess airmata yang sedari tadi ditahan Suzy kini lolos begitu saja dari mata indahnya. “Soojung-ah kkaja,aku malas meladani yeoja cengeng sepertinya”

“ne kkaja, oppa pasti senang melihat ini”. Kata Soojung dengan senyum cerah sambil memandangi liontin di tangannya.

“Jebal Soojung-ssi kembalikan liontin ku”. Lirih Suzy selepas kepergian Soojung dan jiyeon. Ia terduduk lemah di lantai sambil terisak kecil. Lain halnya dengan Soojung yang terlihat begitu ceria menghampiri Minho dan Myungsoo di pinggir lapangan basket.

“Anyyeong oppa!” sapanya. Minho membalasnya dengan menyuruh Soojung untuk duduk di sampingnya.

“Kau terlihat begitu ceria, waeyo?”

“Majja, nan henboka oppa. Kau tahu aku menemukan benda kesayanganmu bersama Sooji oppa”.

“Maksudmu? Solma?”

“Ne”. Jawab Soojung. “Taraaa”. Lanjutnya dengan menunjukkan liontin tersebut di depan wajah Minho. “Kau tahu oppa, Liontin ini di curi oleh siswi tak tahu diri itu”

“Ne oppa, Soo Eun nappeun itu yang telah mencurinya”

“MWO?”: geram Minho. “Apa ini caranya membalas semua perlakuan baikku?” Minho langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkan mereka untuk menemui Suzy.

“Oppa chankam”. Panggil Soojung. Jiyeon Menahan pergelangan tangan Myungsoo saat Myungsoo berniat ingin menyusul Soojung.

“Biarkan mereka menyelesaikannya oppa tanpa campur tangan kita”

“Mwo? Tapi Minho..”

“Arra, ada saatnya sahabat tak harus mencampuri urusan sahabatnya yang bersifat prifasi”. Myungsoo kembali pada tempatnya diikuti Jiyeon.

Gumawo sudah mau mendengarkanku oppa”. Batin Jiyeon

BRAKK.. ia menggebrak pintu dengan kasar sehingga membuat yang berada di dalam kelas langsung mendongakkan kepala mereka pada sumber suara termasuk Suzy yang sedaritadi hanya menunduk sambil memeluk kedua lututnya di sudut ruangan kelasnya. Minho berjalan cepat kea rah Suzy ketika melihat sosok Suzy.

“Bae Soo Eun-sii”. Sinis Minho. Suzy berusaha bangun saat melihat Minho sudah berdiri di hadapannya. “Kenapa benda ini bisa ada padamu hah?”

“Sunbaenim? Apa kau ingin mengembalikan ini padaku?”

“Mengembalikan padamu? Neo michesso? Aku hamper gila karena kehilangannya dan sekarang kau berharap aku memberikannya padamu?”

“Jebal sunbaenim. Berikan liontin itu padaku”. Lirih Suzy, minho kini tak bisa menahan amarahnya jika sudah berhubungan dengan liontinnya. Ia mendorong Suzy dengan kasar sehingga punggung Suzy terbentur ke tembok dengan cukup keras

“Oppa”. Lirih Soojung.

“Appo”.lirih Suzy.

“Appo? Aku lebih sakit saat mengetahui kau yang menyebabkanku kehilangan liontin ini”. Kata Minho dengan suara yang meninggi. “Neo”Minho mengangkat dagu Suzy dan menatapnya tajam. “Aku bisa membunuhmu jika kau kembali mengulanginya. Aku takkan memaafkan siapapun yang menyentuh benda kesayanganku”

“Geumanhae oppa”. Lirih Soojung yang melihat Minho seperti kesetanan di hadapan Suzy.

“Itu bukan …”

“Stop, jangan mengundang amarahku lagi Bae Soo Eun-sii” bentak Minho.

“GEUMANHAE CHOI MINHO”. Teriak Soojung, Suzy langsung menatap tepat pada manic mata Minho saat mendengar Soojung menyebut nama Minho. Jantungnya berdegub kencang saat mendengar nama tersebut. “Kau mengerikan oppa”. Lirih Soojung kemudian berjalan meninggalkan Kelasnya. “Aku memang jahat namun tak semengerikan tatapanmu oppa”.lanjutnya dalam hati. Minho yang ingin menysul Soojung menghentikan langkahnya dan membatu di tempat saat mendengar isakan Suzy.

“Itu milikku,aku tak mengambil milikmu sunbae. Jebal kembalikan hikss…hikss..” Isak Suzy sambil menundukkan kepalanya dan memainkan jari jemarinya dengan gemetar

itu milikku,aku tak mengambil milikmu oppa. Jebal kembalikan hiks…hiks..”. tangis Suzy sambil menundukkan kepalanya dan memainkan jari jemarinya dengan gemetar saat Minho menuduhnya mengambil crayon milik Minho.

“Hanya itu yang kupunya, hiks..hikss jebal kembalikan”. Isak Suzy. Minho memandang tangannya yang sedikit gemetar dan Suzy secara bergantian. Ia melangkah gontai kea rah Suzy sambil memejamkan matanya dengan ragu. Saat di depan wajah Suzy ia membuka genggaman tangannya dan melihat dengan teliti tulisan di balik liontin yang di genggamnya.

“Maldo andwe”. Tess..airmatanya langsung terjatuh saat membaca tulisan C. Soo dibalik liontin tersebut yang jelas berbeda dengan miliknya yang bertuliskan C. Minho. “Soo-ya”. Lirihnya. Suzy mendongakkan kepalanya dan menatap Minho dengan penuh ketakutan. “Soo-ya, Soo-ya”. Minho meraih tangan kanan Suzy untuk memastikan dugaannya. Dengan tangan gemetar ia menarik blazer milik Suzy untuk melihat tanda di pergelangan tangan Suzy. Airmatanya kembali lolos saat mendapati tanda di tangan Suzy.

“Soo-ya?” Grepp. Minho langsung memeluk erat Suzy. “Mianhae,jeongmal mianhae. Tak seharusnya oppa melakukan ini padamu chagiya,mianhae. Gara-gara oppa meninggalkanmu di bandara, kau …” Suzy dengan cepat melepaskan pelukannya dan menatap Minho tak percaya.

“Neo, nae oppa aniya”.

“Soo-ya?”

“Oppaku tak mungkin sekasarmu neo…” Brukk

“Suzy-ah,soo-yaa. Ireona Soo-ya”. Kata Minho dengan cemas saat Suzy tiba-tiba pingsan. Ia langsung mengangkat Suzy dan membawanya ke Uks. Soojung,Jiyeon dan Myungsoo yang melihat Minho membawa Suzy dengan cepat menghampirinya.

“Saem, dowajuseyo”. Rancau Minho di ruang UKs.

“Ne,ne. segera baringkan dia”. Kata Kang Saem. Minho membaringkan Suzy dengan hati-hati.

“Ada Apa Minho-ah?” Tanya Myungsoo

“….”

“Sepertinya dia sedang shock ditambah dengan fisiknya yang lemah” kata Kang saem.

“Mianhae”. Lirih Minho sambil menggenggam erat tangan Suzy.

“Oppa?”lirih Soojung karena cemburu melihat perlakuan Minho kepada Suzy.

“Soojung-ah”. Lirih Jiyeon.

“Apa aku benar-benar akan kehilangannya?” Tanya Soojung

“oppa takkan meninggalkanmu, percayalah”

“aku..”

“Husstt, jangan terlalu memikirkan hal yang buruk”. Soojung mengangguk lemah.

“engg….” Erang Suzy. Minho dengan cepat mengusap lembut pipi Suzy saat suzy sudah siuman. “kka, kau bukan oppaku. Kka”. Usir suzy

“Soo-ya mianhae”

“Oppa? Soo? Solma..?”

“maldo andwe”. Potong jiyeon saat mengetahui maksud Soojung.

“Suzy-ah, jebal. Maafkan oppa. Aku kehilangan akal sehatku jika itu berhubungan dengan liontin kita. Hanya itu yang oppa miliki untuk bisa selalu mengingatmu. Aku seperti orang gila merindukanmu karena kehilangan liontin milikku. Jadi jebal, mengertilah. Oppa tak bermaksud kasar padamu”. Suzy langsung menarik leher Minho dan memeluknya dengan erat.

“Hiks…hiks… Bogoshippo oppa hiks…”. Soojung,Jiyeon maupun Myungsoo tak mampu berkata apapun selain menatapnya tak percaya.

“Daengidha,kau kembali. Uri Soo kembali. Bogoshippo Soo-ya”.

“Hik…hk…hk na…hk..do oppa”.

“Uljima”.

“hk.. oppa, nan..” Minho menatap Suzy dengan kening berkerut. “Aku lapar” akunya. Minho mengusap lembut kepala Suzy dengan penuh sayang.

“Baiklah op…”

“Aku saja”. Potong Soojung

“Naddo” tambah Jiyeon.

“Mereka pasti merasa bersalah padamu dan takut padaku”

“Georom,kau mengerikan oppa ketika sedang mengamuk”.

“Aku tak menyangka ternyata kau adalah dongsaeng sahabatku yang telah lama menghilang”. Kata Myungsoo.

“Nado Sunbaenim”

“Apa aku boleh cemburu melihatmu dengan namja lain?” Tanya Myungsoo to the point

“YAK”. Bentak minho.

“Wae?”

“Andwe, aku tak menyetujui kau mendekatinya”.

“Pelit sekali dengan sahabatmu sendiri”.

“itu hakku sebagai seorang oppa, benarkan sayang?”

“he he ne oppa”

***************************

Minho berjalan mengikuti Suzy menuju apartemen milik Suzy sebelum kembali ke rumah. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru apartemen milik dongsaengnya.

“ternyata kau hidup dengan serba berkecukupan”.

“Orang tua angkatku yang memberikannya oppa. Mereka begitu menyayangiku”.

“Oppa bersyukur mereka yang telah membawamu dari bandara dan merawatmu dengan baik.”

“Ne oppa, suatu saat nanti aku akan mengajak oppa bertemu dengan mereka. Eomma,appa dan dongsaengku Rara”.

“Harus. Oppa akan menagihnya”.

“Arraso sonsaengnim”. Jawab Suzy dengan member tanda hormat.

“cepatlah bersiap, aku sudah tak sabar member kejutan kepada appa dan eomma”.

“Naddo oppa”.

****

Di sebuah ruang makan, Tn choi dan istrinya menikmati makan malam tanpa Minho yang sedari tadi belum tiba.

“Yeobo, apa Minho belum pulang?” Tanya Tn Choi

“Mungkin sebentar lagi”. Jawab Ny Choi

“Apa dia sedang ber…”

“Nan wasseo”. Kata Minho. Tn dan Ny Choi mengerutkan kening saat melihat Minho menggandeng seorang yeoja.

“Eomma,appa. Lihat siapa yang kubawa?” kata Minho sambil membawa Suzy untuk berdiri di sampingnya.

“Soo-ya?” Lirih Ny Choi.

“Suzy?” Tanya Tn choi tak percaya.

**********

Keesokan harinya di sekolah, berita mengenai Suzy dan Minho sudah menyebar. Para guru turut mengucapkan selamat kepada Minho karena Tn Choi merupakan donator tetap di Seoul High School jadi mereka turut bahagia mendengar berita tersebut.

“Oppa, apa kau ingin bertemu neo yeochin?”

“Ani, waeyo?”

“keunyang, kelas oppa tidak searah dengan kelas kami. Geunde opp..”

“Aku sudah merindukan moment seperti ini sejak lama. Moment dimana aku bisa menjadi seorang oppa seutuhnya untuk uri Soo. Moment di mana aku bisa menjamin kesalamat uri Soo, moment di mana aku bisa menciptakan kebersamaan kita di sekolah. Jadi jangan bertanya kenapa aku bisa seperti ini. Soo-ya, sejak semalam oppa selalu berharap ini bukan mimpi. Neo arra? Aku tak pernah sebahagia ini”. Cup. Suzy mengecup pipi Minho penuh sayang dengan mata berkaca-kaca.

“Gumawo oppa, saranghae”. Ucap Suzy kemudian memeluk erat oppanya.

“Oppa lebih mencintaimu sayang”. Suzy mengangguk dalam dekaban Minho. Para siswa menatap pemandangan tersebut dengan tatapan cemburu karena melihat kasih sayang Minho untuk dongsaengnya begitupun sebaliknya.

“Jika aku mempunyai Oppa seperti Soo Eun pasti hidupku terasa begitu sempurna”. Kata salah seorang siswa

“Naddo”. Tambah yang lainnya

“Geu yeoja Soo Eun aniya”. Kata Soojung. Kedua siswa tadi menoleh kearah Soojung dengan tatapan bingung. “Choi Soo ji. Itu namanya. Atau kalian bisa memanggilnya Suzy” tambahnya dengan menatap lekat kearah Minho dan Suzy. “setelah ini,apakah Suzy masih mengizinkan oppanya menjalin hubungan denganku?”lirihnya dalam hati.

“Anyyeong”. Sapa Suzy ramah pada Soojung.

“A..anyyeong”. balas Soojung gugup. Suzy tersenyum simpul pada Soojung yang terlihat gugup di hadapannya. “Suzy-ssi, mengenai sikapku yang kemarin-kemarin,aku ingin meminta maaf padamu. Jika saja aku tahu bahwa kau adalah..”

“Jika karena oppa, sebaiknya kau tak perlu membuang waktumu dan gengsimu untuk meminta maaf padaku. Karena aku sudah melupakan semuanya”

“Ani,ani. Ini semua bukan karena Minho oppa. Aku benar-benar tulus melakukannya. Sasil..” Soojung sedikit ragu dan hanya bisa menunduk

“Sasil mwo?” Tanya Suzy

“Aku,. Aku kasar dan padamu karena cemburu padamu. Aku takut oppa lebih perhatian padamu dan mengabaikanku karena sejak awal oppa selalu memperhatikanmu secara diam-diam”.

“NDE?”pekik Suzy. “Soojung-ssi, kau seharusnya tahu bagaimana aku karena hampir setahun ini kita berada di kelas yang sama. Aku bukan seperti kebanyakan yeoja yang suka menebar pesona di depan namja. Memiliki teman yeoja saja aku tak punya apalagi mendekati namja. Kau tahu, seisi sekolah tidak ada yang mau berteman denganku. Aku selalu sendiri hanya kebencian dari kalian yang menemaniku. Jadi untuk apa kalian takut kehilangan namja yang kalian cintai karena keberadaanku?” . lirih Suzy. Kata-kata ini sudah ingin Suzy ungkapkan sejak awal hanya saja ia selalu menahannya namun kali ini ia sudah tak bisa menahan diri untuk mengatakannya. “Aku hampir saja putus asa untuk mencari keluargaku dan memutuskan untuk pindah karena perlakuan kalian kepadaku,namun kejadian tak terduga itu datang. Oppaku mengenaliku melalui liontin yang kau tuduh miliknya. Harusnya aku dbenci padamu. Geunde berhak kecerobohanmu aku bisa bertemu dengan keluargaku. Gumabta. Aku tulus mengatakannya”. Lanjutnya.

“Mianhae,jeongmal mianhae. Aku benar-benar menyesal atas sikapku selama ini kepadamu. Aku cemburu padamu. Kau yeoja yang kuat,baik, penyabar,pintar dan cantik. Aku selalu merasa terancam dengan keberadaanmu karena takut kehilangan Minho oppa. Jiyeon pun sama”

“Jiyeon?”

“Ne, sudah lama dia mencintai Myung oppa. Hanya saja oppa tak menyadarinya. Jiyeon termasuk yeoja yang kuat menahan perasaannya di depan Myung oppa. Selama 4 tahun dia menjaga perasaannya untuk oppa,namun oppa tidak menyadarinya. Ketika keberanian itu muncul. Kau hadir. Myung oppa lebih sering tersenyum dan memperhatikanmu seperti Minho Oppa dan itu membuatnya sedih dan merasa ia akan kehilangan kesempatan mengungkapkan perasaannya pada Myung oppa”. Jawab Soojung.

“Nado mianhae. Kau harus tahu Soojung-ssi,aku tak menyukai Myungsoo sunbae,sedikitpun. Bagiku dia hanyalah sebatas sunbae dan oppa”

“Jeongmal?”

“hmmm”

“Geunde,apa kau mau memaafkan kami?”

“Tentu saja”

“Gumawo chinguya?” kata Soojung dengan girangnya.

“Chingu?”

“Georom, mulai sekarang neo nae chingu,arachi?”.

“Joha”. Suzy tersenyum bahagia. “Akhirnya aku memiliki teman”.batinnya

“Nado joha chinguya”.batin Soojung

********************

Suzy baru saja meninggalkan kelasnya untuk mengganti seragam sekolahnya dengan kostum olahraganya. Di ujung koridor ruangan olahraga, Myungsoo menghampirinya namun tanpa keduanya sadari Jiyeonpun mendekati mereka untuk mendengar obrolan keduanya.

“Chukkae Soo Eun ah maksudku Suzy karena sudah bertemu dengan keluargamu. Aku benar-benar tak menduga bahwa kau adalah dongsaeng dari sahabatku yang sangat dicintainya”. Ucap Myungsoo

“Nado sunbaenim”.

“Tak perlu seformal itu padaku. Akan lebih baik jika kau memanggilku oppa,eotthe?”

“Oppa? Arraso. Mulai hari ini aku akan memiliki dua orang oppa yang tampan”.

“Oppa tampan? Aku dan Minho?” Suzy mengangguk pasti. “Padahal aku berharap lebih dari seorang oppa untuk dongsaeng”.

“Maksud oppa?”

“Nan joahe Suzy-ah”. Aku Myungsoo. “Aku tertarik denganmu. Kau yeoja yang menarik. Nan jeongmal joahe”. Suzy tersenyum manis membalas ucapan Myungsoo.

“Gumawo sudah menyukaiku oppa. Tapi aku iri denganmu oppa. Harusnya kau bahagia ada yang lebih tulus mencintaimu selama ini. Dan aku yakin oppa lebih membutuhkannya”.

“kau menolakku?”

“Ani,aku sudah menerimamu sebagai oppaku. Tapi oppa akan jauh lebih bahagia dengannya. Dia yeoja yang cantik dan jauh lebih memahamimu oppa”

“Nugu?”

“Tanyakan pada hati oppa, karena oppa tentu lebih tahu jawabannya karena kenyamanan oppa bersamanya”

“Solma Jiyeon?” Suzy kembali tersenyum dan mengangguk dengan semangat. “Dia menyukaiku?”

“Ani, dia mencintai oppa. Aku senang. Oppa belum melangkah terlalu jauh dan telah menyadari perasaan oppa yang sebenarnya”.

“Benarkah selama ini aku sudah mencintai Jiyeon?”

“ne, Chukkae oppa. Aku menunggu traktiranmu”.

“berarti selama ini dia telah banyak menderita karenaku? Karena mencintaiku?”

“ani, Jiyeon menderita karenaku”lirih Suzy. Grepp. Myungsoo langsung membawa suzy ke dalam pelukannya

“Gumawo,jeongmal gumawo”.

“Cheonma oppa”. Jiyeon yang sedari tadi menguping pembicaraan keduanya hanya bisa menangis tanpa Suara.

“Gumawo Suzy-ah geunde mian jeongmal mianhae”. Batin Jiyeon

Seminggu berlalu begitu saja. Siapa yang menyangka Suzy kini menjadi sahabat dari Soojung dan Jiyeon. Dan ucapkan selamat atas hubungan Jiyeon dan Myungsoo. Hampir setiap saat mereka selalu berkumpul bersama baik itu di sekolah,cafee atau nonton bersama. Namun ada yang berbeda dengan hari ini. Suzy memilih untuk tidak bergabung dengan sahabat dan oppadeulnya karena ingin berjalan-jalan seorang diri mengitari tokoh buku untuk mencari komik.

“Mwoya kenapa semuanya menggunakan bahasa mandarin? Apa aku salah masuk toko?”gerutu Suzy.

“Kau bisa membaca yang agashi karena sudah diterjemahkan ke dalam bahasa korea”. Kata seorang namja yang menyodorkan novel yang sama kepada Suzy. Suzy terperangah menatap namja tersebut.

“Tampan”. Celposnya. Namja tersebut terkekeh dengan ucapan Suzy yang baru saja dikatakannya. “Apa kau malaikat?”Tanya Suzy polos yang sukses membuat namja tersebut terperangah

“malaikat?”

“Eoh, kau sangat tampan dan manis”.

“Agashi neo..”

“Ini kartu namaku. Di dalamnya sudah ada nomorku. Hubungi aku jika kau belum memiliki kekasih. Nan ganda, dan gumawo dengan bukumu, anyyeong”. Kata Suzy dan langsung bergegas pergi meninggalkan namja tersebut yang masih mematung.

“geu yeoja,apa dia sadar bahwa ia baru saja memberiku selembar kertas kosong”. Kekehnya.

******************************

Di dapur, Suzy memerhatikan eommanya yang sibuk menata kue sebagai penyambutan untuk tetangga barunya.

“Eomma, penampilan dari kue buatanmu sangat buruk”.

“Tapi tidak dengan rasanya chagiya”

“Apa eomma yakin tetangga baru kita akan selamat setelah memakan kue ini?”

“eyyy kau ini. Tentu saja.. ini adalah kue favorit appamu”

“Eomma, appa memiliki selera yang aneh dalam makan,neo arra?”

“Tapi appamu tak pernah berbohong soal rasa”. Suzy memutar bola matany dengan malas.”Cah, sekarang kau bawa kue ini untuk tetangga baru kita”.

“Naega wae eomma? Nan shireo”

“Tidak ada bantahan, segera kau bawa”

“hhh arraso”. Jawab Suzy dengan malas. Ny Choi terkekeh dengan gerutuan Suzy.

Suzy berdiri beberapa menit sebelum menekan bel di kediaman tetangga barunya.

“Aku berharap kue ini tak sampai ke tangan tetangga baruku”. Batin Suzy sambil bergedik ngeri

Tak lama setelah itu terdengar suara melangkah kearah pintu dan membukakan pintu setelah mendengar bel berulang kali dari Suzy.

Ceklekk.. ketika pintu sukses terbuka..

DBUKKK.. kue yang ada di tangan Suzy langsung jatuh saat melihat namja yang membukakan pintu untuknya adalah namja yang sama dengan yang ia temui saat di toko buku.

“Omo Syukurlah”. Kata Suzy

“Nde?”. Suzy mendongak menatap namja tersebut sekilas kemudian memungut kue brownis yang sudah berakhir miris di atas lantai.

“Sehunnie, siapa yang da.. Omo ada apa?” Tanya seorang yeoja paruh baya

“Mian,jeongmal mianhae. Seharusnya kue ini akan kuberikan untuk kalian ahjumma gaunde..”

“Gwanchana,kue ini masih baik dan bisa di makan,keutchi eomma?” Tanya Sehun

“Tentu saja,omo kau sudah repot-repot melakukannya”

“Andwe ahjumma, sejujurnya aku merasa senang kue ini terjatuh dan hancur” Aku Suzy. Eomma sehun menatap Suzy dan sehun secara bergantian.

“Waeyo?”

“Sejujurnya aku meragukkan kue buatan eomma”.

“Mwo?haaha aygo agashi neo jinja kyeopta”.

“Majja”.kekeh Sehun.

“Bagaimana kue ini bisa terjatuh…?”

“Suzy,Choi Suzy”.

“Ah, suzy-ah bagaimana kue ini bisa terjatuh?”

“Aku terlalu terpanah dengan ketampanan putra ahjumma”. Aku Suzy dengan memanyunkan bibirnya. Sehun dan eommanya makin terkekeh melihat sikap Suzy.

“Jadi kau menyukai putraku eoh?” goda eomma sehun.

“Eomma?”tegur Sehun. Suzy mengangguk malu mendengar pertanyaan tersebut.

“Geunde, putra ahjumma tidak menyukaiku. Padahal aku sudah memberikan kartu namaku untuknya agar menghubungiku tapi putra ahjumma tidak pernah menghubungiku hingga saat ini”. Adu Suzy

“Suzy-ssi,apa kau tak sadar bahwa yang kau berikan kepadaku hanya selembar kertas kosong?”

“Nde?”Pekik Suzy. “Sudah kuduga. Aku selalu ceroboh”.

“Omo,masakanku. Lanjutkan obrolan kalian. Suzy-ah nyamankan dirimu bersama calon kekasihmu”. Goda Eomma sehun

“nde?”

“Abaikan omongan eomma”. Kata Sehun.”ehem,ehem. Jika saja kemarin kau tak salah memberikan kepadaku selembar kertas kosong mungkin aku sudah menghubungimu sejak hari itu”. Suzy mengerjapkan matanya tak percaya. “Nado joahe,kau unik. Jujur. Aku menyukaimu”

“Jeongmal?”

“eoh, kedengarannya aneh dan terlalu cepat. Tapi bukankah itu lebih baik daripada menyia-nyiakan kesempatan yang ada?”

“Jadi kau mau menerimaku?”

“Aku seperti dilamar oleh seorang yeoja”. Kekeh Sehun

“Aku tak peduli. Asalkan tak ada penyesalan dikemudian hari untukku. Jadi bagaimana?”

“Bagaimana apanya, tentu saja sekarang neo naekkeoya. Choi Suzy adalah yeojaku”.

“Geunde,aku belum berkenalan denganmu?”

“Aygoo, hehe. Ne. Anyyeong nan Oh Sehun. Bangabta”. Kata Sehun sambil mengulurkan tangannya ke dapan Suzy dan disambut oleh Suzy

“Nan Choi Suzy,bangabta”. Balas Suzy.

“Bolehkah aku memelukmu?” Suzy mengangguk dengan malu. Grepp. “saranghae Ny. Oh”

“Nado saranghae Tn Oh”. Kekeh keduanya.

END.

Aaahhh sudah lama hiatus jadi tak yakin dengan tulisan sendiri. Kalau mengecewakan eounni benar-benar minta maaf.

Aaahhh sudah lama hiatus jadi tak yakin dengan tulisan sendiri. Kalau mengecewakan eounni benar-benar minta maaf.

7 Comments

Tinggalkan komentar